Hanya ada di Gubuk Rondha bersama Anang NingNong NingGung

Sabtu, 11 Juni 2011

sebuah rasa...

" Teman anda tiba-tiba menghampiri tempat anda belajar, dan memungut sebatang pensilmu yang patah. Pintanya, “Boleh aku pinjam ini?” Anda yang sibuk dengan kerjaan anda hanya menengok sekelebat dan berkata, “Ambil saja !”

Setelah itu anda lupa akan kejadian tersebut selamanya.

Padahal bagi teman anda, pensil patah tersebut amat berharga demi pengerjaan tugasnya.... "

Tahukah anda, bagaimana “rasa” sebuah ketulusan?
Setiap dari kita pasti pernah memberikan sesuatu dengan setulus murni.
Namun, tak banyak yang mampu memahaminya.

Karena ketulusan bukanlah rasa, apalagi untuk dirasa-rasakan. Ketulusan adalah rasa yang tak terasa, sebagaimana anda mempersilakan teman anda mengambil pensil patah tadi.
Tak ada sedikitpun rasa keberatan.
Tiada sedikitpun permintaan terima kasih. Tiada setitik pun rasa berjasa. Semuanya lenyap dalam ketulusan.

Sayangnya tidak mudah bagi kita untuk memandang dunia ini seperti pensil patah tadi. Sehingga selalu ada keberatan atau berjasa saat kita saling berbagi. Sayangnya, tidak mudah juga bagi kita untuk bersibuk-sibuk pada keadaan diri sendiri, sehingga pensil patah pun tampak bagai pena emas.


Janganlah ingat-ingat perbuatan baik kita...
Kebaikan yg kita letakkan dlm ingatan bagaikan debu yg tertiup angin..

*_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar