Hanya ada di Gubuk Rondha bersama Anang NingNong NingGung

Senin, 07 September 2009

Langit

Kekelaman ini adalah ketenangan sejati
Dengan jaring sayup cahaya, dimana cahaya terbatas waktu, dan waktu meniti mati
Keresahan ini terpudar imajinasi, dimana imajinasi lepas dari ikatan belati
Hingga rembulan nampak, yang mana selalu murni, kemurnian yang selalu berkiprah dalam bumi

Inilah malam kala bintang-bintang menyusun kerangka wajah dan namamu
Mereka mendesah; Bisikanlah keantusiasan rindu
Ku bisikkan rindu, dan bermunajat, agar serangkaian buah nurani yang hiperbola ini mendapat simpati bunga pulasmu
Namun kelitotesan ini selalu menganggap kita tidak sekufu

Ku pandang keajaiban langit malam yang menghanyutkan berbagai sisi pilu
Keheningan ini terisi berbagai simfoni yang syahdu
Kesyahduan yang berbisik; tutuplah bayangan wajahnya, dan nikmatilah arti malammu
Arti yang terungkap hanya setitik, sisanya terungkap hingga malam terakhir berlalu

Langit malam yang tak termengerti....
Hingga ku lelah dan mata berat untuk bersaksi
Di batas lelapku langit malam berbisik memberi arti
Semua yang ada adalah milik-nya dan akan kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar