Hanya ada di Gubuk Rondha bersama Anang NingNong NingGung

Jumat, 15 April 2011

aku tak ingin menilai mu...


Kata dalam kata.... Hati dalam hati...
Hati dalam kata... Kata dalam hati...

Sebuah melody bermain dalam jiwa mu sehingga menutupi telinga ku dan aku sendiripun tak mampu untuk medengar syahdunya melody itu dg telingaku…
Tapi aku hanya bisa merasakan dari hatiku…
begitu indahnya alunan nada-nada itu…
Nada yg kau tumbuhkan dari hati mu sehingga bisa memancar dari kedua bola matamu yg menawan itu..
Sungguh luar biasa indahnya… tertegun aq, tak mampu lagi aq brkata-kata..
aq terhanyut dalam kesejukan hatimu.. dalam kensunyian jiwamu..

aku tak ingin menilaimu……
aku sendiri pun tak mampu untuk itu…
Karena aku tak punya HAK atas dirimu sepenuhnya…
aku tak punya wewenang atas segala tentang mu…
karena hanya DIA_lah yang mempunyai Hak dan wewenang sepenuhnya atas dirimu…
bukan aku..
…………………………………….
Kau diam tanpa kata…. Aq mencoba tuk ikuti dalam diam, tp aq pun tak sanggup…
karena hati ku tak mau diam…...
dalam diamku selalu ada do’a untuk mu…
diamku bukan karena mu tp karena cinta NYA yg coba ku pantulkan ke matahari keabadian..
agar sinarnya mampu di pancarkan k seluruh jagad raya ini…

Jerit nadipun seakan menggema dg kencangnya bak genderang perang yang di tabuh untuk memulai peperangan dalam suatu peradaban manusia…..
tapi di sini tdk ada kekerasan, tdk ada untuk saling menaklukkan satu sama lain…
karena di sini hanya ada ketulusan… hanya ada kasih sayang yg sejati…
Hmmm…….

Sungguh diri ini bagaikan jari kelingking.... paling ujung.. paling kecil di antara jari-jari lainnya…...
Tapi meskipun begitu, kelingking selalu ada di depan ketika kita beri " salam " dg sesama..
Kelingking juga selalu ada di barisan paling depan ketika kita menangkupkan kedua telapak tangan ini untk meminta maaf…
Dalam hal positifpun kelingking selalu ada d barisan depan…
itu juga berkat dorongan dari ke-4 jari lainnya yg selalu ada bersamanya…
Jika mereka tak ada, kelingkingpun tak akan mampu menghadapi semua tantangan itu..

Aku tidak pernah takut dg takdir yg mengarahkan anak panah ke dadaku...
tapi sesungguhnya yg aku takutkan adalah ular yg mungkin mematuk kakimu sehingga kamu tak mampu untuk mendaki puncak gunung yg tinggi.....
dimana masa depan menunggu dg segala kemudahan dan kemuliaan_NYA..

Hmmm…. Sungguh tertegun aq !!!

(by Gubuk Rondha)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar