Hanya ada di Gubuk Rondha bersama Anang NingNong NingGung

Jumat, 14 September 2012

            'darah jiwa'

keheningan adl rahasia embun
yg menjelma dari dingin senyap
sebagai dara jelita
aku iri padanya
yg tak pernah tahan terik dunia
dan mengabur gaib bagaikan dewa

darah jiwaku
menetes di tubuh malam
membasahi lorong waktu

menulis sendiri sejarahnya

kenangan adl sekejap
walau lebih abadi dari musim hujan
hanya seumur embun ia menjelma gairah cinta
lalu membeku jadi mimpi tua
yg ditolak dari setiap tidur.

hidup kadang berganti makna:
gelembung sabun warna-warni
yang lalu dipecahkan udara.

aku tertawa.. hahaha
tawaku mengalir di udara
jalin menjalin dg gema
menjadi barisan musafir
menuju ke pintuMU

setelah letih setarus tahun
mengembara
aku terluka di jendela
sekaligus berjalan jauh sekali

lewat jembatan sinar bulan
ke seberang sunyi malam

saat itupun terasa
betapa indahnya mimpi
walau tak bisa sembuhkan luka
hidup seakan digenggam lagi
walau cuma bayang-bayangnya

atau berlari pada do'a
bagai melepas merpati
harap hinggap ke sangkarMu
bagai perahu menyibak telaga
doaku mencariMu,
yg mungkin sedang sembunyi di balik malam, dilipatan buku
di kolong meja atau mengintip dari pikiran

— di Jendelaku dengan setetes rindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar