Kucoba Pejamkan mata malam ini
Kuraih semua mimpi yang ada dihati
Terpejamlah, dan terpejamlah
wahai otak…..yang lelah sejak pagi
Otak Marah pada hati,
Kenapa kamu bisa memepengaruhi aku wahai hati
hati menjawab inilah Cinta Senjati wahai otak
Akhirnya Sang Otak Mencoba kembali merebahkan diri
Hati berbisik Pada diri sendiri, menanyakan sesuatu yang sepi.
Terlelaplah wahai anak bungsu…
Hati berbisik kecil,
gapai bahagiamu untukmu dan untuk orang orangmu
mata berontak pecahkan lamunan yang hampir tenggelam
Sapaan angin nyanyian alam mulai terasa
angin mengintip , hendak menyapa sang lilin
sang lilin melambaikan diri, menyambut kedatangannya
Hati kecil bertanya pada lilin
kenapa kau begitu ceria wahai sang lilin
sang lilin menjawab ” akan ada tantangan alam yang akan menghampiriku”
” hanya waktu yang akan menentukan apakah angin akan bergurau denganku ”
” atau angin akan mengembalikan aku pada ayahku sang matahari ”
anak bungsu larut dalam percakapan kaidah alam itu
disanggahnya kepala dengan kedua tangan
direbahkan semua lelah dan masalah
waktupun turut hadir sambil berlarian mengarah pada kaidah alam
percakapan mereka terhenti seketika
ketika anak bungsu bertanya pada sang lilin
” wahai lilin tidak pernahkah kau takut pada alam”
” wahai lilin kemanakah kau singgahkan dukamu ”
” wahai lilin ulurkan sedikit bahagiamu padaku ”
Lilin tersenyum memandang dg pandangan hampa yg mengarah padanya..
ehmm..
Kuraih semua mimpi yang ada dihati
Terpejamlah, dan terpejamlah
wahai otak…..yang lelah sejak pagi
Otak Marah pada hati,
Kenapa kamu bisa memepengaruhi aku wahai hati
hati menjawab inilah Cinta Senjati wahai otak
Akhirnya Sang Otak Mencoba kembali merebahkan diri
Hati berbisik Pada diri sendiri, menanyakan sesuatu yang sepi.
Terlelaplah wahai anak bungsu…
Hati berbisik kecil,
gapai bahagiamu untukmu dan untuk orang orangmu
mata berontak pecahkan lamunan yang hampir tenggelam
Sapaan angin nyanyian alam mulai terasa
angin mengintip , hendak menyapa sang lilin
sang lilin melambaikan diri, menyambut kedatangannya
Hati kecil bertanya pada lilin
kenapa kau begitu ceria wahai sang lilin
sang lilin menjawab ” akan ada tantangan alam yang akan menghampiriku”
” hanya waktu yang akan menentukan apakah angin akan bergurau denganku ”
” atau angin akan mengembalikan aku pada ayahku sang matahari ”
anak bungsu larut dalam percakapan kaidah alam itu
disanggahnya kepala dengan kedua tangan
direbahkan semua lelah dan masalah
waktupun turut hadir sambil berlarian mengarah pada kaidah alam
percakapan mereka terhenti seketika
ketika anak bungsu bertanya pada sang lilin
” wahai lilin tidak pernahkah kau takut pada alam”
” wahai lilin kemanakah kau singgahkan dukamu ”
” wahai lilin ulurkan sedikit bahagiamu padaku ”
Lilin tersenyum memandang dg pandangan hampa yg mengarah padanya..
ehmm..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar